
Setelah Dua Hari “Digembleng” di UIN Antasari, Misi Baru Menanti Para Guru Ngaji di Banua.
BANJARBARU – Memasuki hari kedua sekaligus hari terakhir, Program Pembinaan Al-Qur’an Metode Tilawati yang berlangsung di Gedung Serbaguna Kampus 2 UIN Antasari Banjarmasin, Minggu (21/9/2025), memfokuskan agenda pada praktik langsung melalui sesi micro teaching dan pendalaman materi ajar.

Setelah pada hari pertama para peserta dibekali dengan teori dan dasar-dasar Metode Tilawati, hari kedua menjadi ajang untuk menerapkan ilmu yang telah diterima. Para guru mengaji secara bergiliran mempraktikkan cara mengajar di depan rekan-rekannya, sementara trainer utama memberikan evaluasi dan masukan secara langsung. Sesi ini bertujuan untuk membangun kepercayaan diri dan memastikan setiap peserta benar-benar menguasai teknik pengajaran sebelum kembali ke lembaga masing-masing.
Kegiatan ini ternyata bukan satu-satunya. Diungkapkan bahwa pelatihan di UIN Antasari ini merupakan bagian dari program berskala lebih besar yang diinisiasi berdasarkan program “Ngopi” (Ngobrolin Pendidikan Islam), sebuah buah kerja sama strategis antara Kementerian Agama (Kemenag) dan Dewan Perwakilan Rakyat Republik Indonesia (DPR-RI).


Inisiatif “Ngopi” ini dirancang untuk menjaring aspirasi sekaligus meningkatkan kualitas ekosistem pendidikan Islam di seluruh Indonesia. Sebagai bukti jangkauannya yang luas, kegiatan pembinaan guru mengaji ini juga berlangsung serentak di dua titik lokasi yang berbeda di Indonesia.
Selain berfokus pada peningkatan kompetensi guru Al-Qur’an, program “Ngopi” juga menyasar berbagai aspek lain dalam pendidikan Islam. Di waktu yang bersamaan, Kemenag melalui direktorat jenderalnya juga menggelar program lain bertajuk “Kurikulum Cinta: Membangun Pendidikan Berbasis Hati dan Teknologi di Madrasah”.
Program “Kurikulum Cinta” tersebut diselenggarakan oleh dua divisi berbeda, yaitu oleh Divisi Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) pada tanggal 20 September dan dilanjutkan oleh Divisi Kurikulum, Sarana, Kelembagaan, dan Kesiswaan (KSKK) Madrasah pada tanggal 21 September, menunjukkan keseriusan pemerintah dan DPR-RI dalam memajukan madrasah dari berbagai sisi.

Dengan berakhirnya sesi micro teaching, program pembinaan Metode Tilawati di Banjarbaru resmi ditutup. Para peserta kini dibekali tidak hanya teori, tetapi juga pengalaman praktik yang berharga untuk mencetak generasi Qur’ani yang lebih baik di Kabupaten Banjar dan Kota Banjarbaru.