
Seminar Peningkatan Mutu Pendidikan Islam: Bangun Pendidikan Madrasah Berbasis Hati dan Teknologi
Banjarmasin – Divisi KSKK Madrasah Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Antasari bekerja sama dengan Komisi VIII DPR-RI menggelar Seminar Peningkatan Mutu Pendidikan Islam dengan tema “Kurikulum Cinta: Membangun Pendidikan Berbasis Hati dan Teknologi di Madrasah” pada 20–21 September 2025 di Hotel EFA Banjarmasin.

Kegiatan ini diikuti oleh kepala madrasah, wakil kepala madrasah, serta perwakilan organisasi masyarakat. Sejak hari pertama, peserta tampak antusias mengikuti rangkaian acara yang dikemas dalam bentuk diskusi interaktif dan pemaparan materi dari para narasumber.
Dalam sambutannya, Wakil Dekan Fakultas Tarbiyah dan Keguruan UIN Antasari, Prof. Dr. Ahmad Muradi, M. Ag, menyampaikan apresiasi dan terima kasih kepada semua pihak, khususnya Komisi VIII DPR-RI. Ia menegaskan, dukungan dari DPR-RI melalui Bapak H. Sandi Fitrian Noor, ST, MT sangat berarti dalam upaya meningkatkan mutu pendidikan Islam, terutama di madrasah-madrasah di Banua.

Acara resmi dibuka oleh Anggota Komisi VIII DPR-RI, H. Sandi Fitrian Noor, ST, MT. Dalam arahannya, ia menjelaskan bahwa kegiatan bertajuk Ngobrolin Pendidikan Islam (NGOPI) ini merupakan inisiatif Komisi VIII DPR-RI untuk mendorong kemajuan pendidikan Islam yang inklusif, berkarakter, dan penuh kasih sayang. “Kegiatan ini tidak hanya berbentuk seminar, tapi juga bisa berupa diskusi isu-isu moderasi beragama, kurikulum ramah anak, hingga pelatihan-pelatihan yang relevan dengan kebutuhan madrasah,” ujarnya. Ia juga mengajak seluruh peserta untuk bersama-sama berperan aktif meningkatkan kualitas pendidikan Islam agar siap menghadapi tantangan globalisasi dan perkembangan teknologi.

Sementara itu, narasumber dari Balai Diklat Keagamaan Banjarmasin, Dr. Syaifullah, S. Pd., M. Pd, memaparkan materi tentang implementasi Kurikulum Cinta di sekolah dan madrasah. Menurutnya, kurikulum ini bukanlah tambahan beban, melainkan jalan untuk menghadirkan kebahagiaan guru dalam mendidik secara holistik. “Guru tidak hanya mengajar pengetahuan, tetapi juga mendidik dengan cinta, sehingga siswa bisa berkembang secara akademik sekaligus spiritual,” jelasnya.
Dengan semangat dan antusiasme peserta yang tinggi, seminar ini diharapkan menjadi langkah nyata dalam memperkuat sinergi antara pemerintah, perguruan tinggi, dan masyarakat dalam membangun pendidikan Islam yang berkualitas, relevan, dan berlandaskan nilai-nilai kasih sayang.
